Kamis, 05 Mei 2011

keterampilan konselor

BAB I
PENDAHULUAN
Konseling merupakan pekerjaan professional seperti hal nya guru. Sebagai suatu pekerjaan professional menuntut dimilikinya sejumlah kompetensi dan keterampilan tertentu. Selain itu, konseling juga merupakan suatu proses. Dalam setiap tahapan proses konseling memerlukan penerapan keterampilan-keterampilan tertentu. Agar proses konseling dapat berjalan secara lancar dan tujuannya tercapai secara efektif dan efisien, konselor harus mampu mengimplementasikan keterampilan - keterampilan tertentu yang relevan.
Konselor yang terampil adalah yang mengetahui dan memahami sejumlah keterampilan tertentu dan mampu mengimplementasikan dalam proses konseling.
Secara umum proses konseling terbagi atas tiga tahap yaitu: pertama, tahap awal (tahap identifikasi masalah). Kedua, tahap pertengahan (tahap kerja dengan masalah tertentu). Ketiga, tahap akhir (action). Berikut akan dijelaskan keterampilan dalam masing-masing tahapan konseling.



















BAB II
KETERAMPILAN KONSELING
A. Tahap Awal
Tahap awal konseling disebut dengan tahap identifikasi masalah. Dalam tahap ini ada sejumlah keterampilan yang bisa diterapkan oleh konselor yaitu:
1. Keterampilan Attending (Attending Skills)
Keterampilan attending adalah perilaku konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk kontak mata dengan klien, bahasa tubuh dan bahasa lisan. Keterampilan attending juga mencerminkan bagaimana konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam perilaku di atas. Proses konseling menuntut keterlibatan atau pertisipasi dari klien. Oleh karena itu, kemampuan attending konselor, akan memudahkannya untuk membuat klien terlibat pembicaraan dan terbuka.
Contoh :
Klien : (Menceritakan masalahnya) saya ini sekarang malas belajar, karena sukar berkonsentrasi. Biasanya kalau belajar saya memaksakan diri, tapi tidak ada. Baru sebentar lagi saya mau ujian. Oleh karena itu, saya datang kesini mohon bantuan dari bapak.
Konselor : (Dengan tenang konselor menjawab)ya, saya akan membantu saudara. Kira-kira apa yang menyebabkan masalah saudara?
2. Keterampilan Mendengarkan
Keterampilan mendengarkan adalah kemampuan pembimbing atau konselor menyimak atau memperhatikan penuturan klien selama proses konseling berlangsung. Pembimbing atau konselor harus bisa jadi pendengar yang baik selama sesi konseling berlangsung Tanpa keterampilan ini, pembimbing atau konselor tidak akan dapat menangkap pesan pembicaraan.
Contoh :
Klien : Ayah saya adalah sumber kekuatan satu-satunya dalam rumah tangga, beliau pernah menjadi pejabat tinggi pemerintah dan kami begutu bangga padanya, kami tinggal dirumah besar punya mobil dan lain-lain. Sampai-sampai sekolahpun diantar sopir dengan mobil. Sekarang kondisi dan situasi sudah berubah, ayah pun telah pensiun dan jadi pemurung, beliau enggan menerima tamu dan lebih senang menyendiri. Untunglah ibu punya gagasan untuk berwiraswasta bengan memelihara ayam potong sehingga bisa membantu memikul beban keluarga. Ah . . . . saya fikirterlalu jujur . . . . oh . . . .maaf saya banyak melantur.
Konselor : Ah tidak apa-apa, saya senang saudara mau menceritakan hal tersebut pada saya, coba teruskan.
3. Keterampilan Berempati
Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirsakan klien , merasa dan berpikir bersam klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati diwali dengan simpati, yaitu kemampuan konselor memahami perasaan, pikiran, keinginan dan pengalaman klien.
4. Keterampilan Refleksi
Keterampilan Refleksi adalah keterampilan pembimbing atau konselor untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman klien.
Contoh :
Klien :Saya tahu jika ayah memendam kemarahanya, saya juga sedih karena hal itu. Inilah sebabnya saya datang berkonsultasi. Saya ingin supaya bisa kembali semangat belajar, terutama belajar kelompok bersama teman-teman. Saya sungguh ingin berhasil agar dapat membahagiakan ayah saya dan juga ibu yang sudah bersusah payah membantu mencari tambahan penghasilan untuk membiayai anak-anaknya setelah ayah pensiun.
Konselor :Saya senang sekali mendengar kemauan saudara untuk maju
5. Keterampilan Ekplorasi
Istilah ekplorasi berarti penelusuran atau penggalian. Keterampilan ekplorasi adalah suatu keterampilan konselor untuk untuk menggali perasaan , pikiran dan pengalaman klien.
6. Keterampilan Bertanya
Adalah suatu kemampuan pembimbing atau konselor mengajukan pertanyaan- pertanyaan pada sesi konseling.
Contoh :
Klien :Kemudian bagaimana dengan orang tua saya yang di Bali?
Konselor :Maksud saudara?
Klien :bagaimana orang tua saya di Bali yang sedih, karena adik saya yang satu-satunya itu nakalnya bukan main, sukar diatur, rasanya saya kok kasihan sama beliau dan saya ingin membantunya
Konselor :Mengapa?
7. Keterampilan Menangkap Pesan Utama
Dalam sesi konseling sering klien mengemukakan perasaan, pikiran dan pengalamanya secara berbelit- belit. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan konselor menangkap pesan utama. Keterampilan ini bertujuan untuk mengatakan kembali esensi atau inti ungkapan klien.
8. Keterampilan Memberikan Dorongan Minimal
Adalah kemampuan konselor memberikan dorongan langsung dan singkat terhadap apa yang telah dikatakan oleh klien.
B. Tahap Pertengahan
1. Keterampilan Menyimpulkan Sementara
Adalah suatu kemampuan konselor bersama klien untuk menyampaikan kemajuan hasil pembicaraan, mempertajam atau memperjelas focus wawancara konseling.
2.Keterampilan Memimpin
Agar pembicaraan dalam wawancara konseling tidak menyimpang, konselor harus harus memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling dapat tercapai secara afektif dan efisien.
3. Keterampilan Memfokuskan
Seorang konselor yang efektif harus mempu membuat focus melalui perhatianya yang terseleksi terhadap pembicaraan terhadap klien. Kemampuan ini akan membantu klien memusatkan perhatiannya pada pokok pembicaraan.
4. Keterampilan Melakukan Konfrontasi
Konfrontasi merupakan suatu kemampuan konselor menantang klien untuk melihat adanya diskrepansi antara perkataan dengan bahasa badan atau perbuatan dan ide awal dengan ide berikutnya.
5. Keterampilan Menjernihkan
Keterampilan menjernihkan adalah kemapuan konselor menjernihkan atau memperjelas ucapan- ucapan klien yang samar- samar, kurang jelas dan agak meragukan.
Contoh :
Klien :Iya . . .yah. Jadi saya tidak di buang. Saya di pisahkan dengan keluarga saya dengan maksud baik, dan memang hidup sayapun tidak pernah kekurangan suatu apapun. Dan orangtua saya sendiri melepaskan saya demi persaudaraan dan orang tua kandung saya tidak mempunyai maksud jahat.
Konselor :Maksud saudara?
Klien :Begini, ternyata saya mendapatkan kesempatan untuk belajar diperguruan tinggi sedangkan ke-4 kakak saya hanya satu yang sempat melanjutkan pendidikan di akademi. Ya, jadi nasib saya lebih baik.
7. Keterampilan Memudahkan
Memudahkan adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran dan pengalamannya secara bebas sehingga komunikasi dan partisipasi meningkat serta proses konseling berlangsung secara efektif.
8. Keterampilan Mengarahkan
Direccting adalah kemampuan konselor mengajak dan mengarahkan klien untuk berpatisipasi secara penuh dalam proses konseling.
9. Keterampilan Sailing
Dalam proses konseling, diam atau tidak bersuara bisa menjadi teknik konseling. Oleh sebab itu , konselor harus dapat memanfaatkan situasi.
11. Keterampilan Mengambil Inisiatif
Mengambil inisiatif perlu dilakukan oleh konselor apabila klien kurang bersemangat untuk berbicara,sering diam dan kurang pertisipatif, keterampilan ini ini diterapkan apabila akan mengambil inisiatif jika klien tampak kurang bersemangat.
12. Keterampilan Memberi Nasihat
Nasihat bisa diberikan kepada klien apabila ia meminta, Meskipun demikian pemberian nasihat tatap perlu harus pertimbangkan.
Contoh :
Konselor :Ditempat yang baru itu pun anda dituntut
13. Keterampilan Memberi Informasi
Informasi diberikan oleh konselor kepada klien harus hal-hal yang diketahui konselor. Apabila konselor tidak mengetahui informasi apa yang dikehendaki klien, klien secara jujur harus mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui informasi dan sebaliknya.
14. Keterampilan Menafsirkan atau Interpretasi
Merupakan upaya konselor mengulas pikiran, perasaan, dan pengalaman klien dengan merujuk kepada teori-teori.
C. Tahap Akhir
1. Keterampilan Menyimpulkan
Merupakan kemampuan konselor mengambil inti pokok pembicaraan selama selama proses konseling berlangsung.
2. Keterampilan Merencanakan
Menjelang sesi akhir wawncara konseling, konselor harus dapat membantu klien untuk dapat membuat rencana berupa suetu program untuk action, yaitu rencana perbuatan nyata yang produktif bagi kemajuan klien.
3. Keterampilan Menilai
Berarti kemampuan konselor menetapakan batas- batas atau ukuran-ukuran keberhasilan proses konseling yang telah dilaksanakan.
4. Keterampilan Mengakhiri Konseling
Konselor dituntut untuk dapat menutup proses konseling dengan mengatakan bahwa proses konseling telah cukup dilaksanakan pada hari ini dan bertanya kepada klien kapan dapat dilanjutkan kembali proses konselingnya.



BAB III
PENUTUP

Untuk dapat menjadi seorang konselor yang profesional, hendaknya dapat menguasai keterampilan-keterampilan konselingyang telah di uraikan diatas. Adapun tujuan penguasaan keterampilan konseling adalah agar proses konseling yang dilakukan dapat berjalan lancar, dan apabila terjadi kendala di tengah proses konseling, konselor dapat mengetahui hal apa yang dapat dilakukan.





















DAFTAR BACAAN

http://www.p4tkpenjasbk.or.id/new/index.php?option=com_content&view=article&id=112%3A-5-jenis-keterampilan-dasar-konseling&catid=52%3Aartikel&Itemid=119
http://adji-anginkilat.blogspot.com/2010/03/keterampilan-konselor.html
http://charles-mc.blogspot.com/2011/01/keterampilan-seorang-konselor-dalam.html

metode inkuiri

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu dan akan selalu berusaha untuk melakukan penyelidikan untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Suchman (1962) berpendapat bahwa individu mempunyai motivasi alami untuk mengadakan penyelidikan.
Dalam proses pembelajaran disekolah pun sering dijumpai metode-metode yang menggunakan cara penyelidikan dalam proses pembelajaranya. Salah satu metode yang digunakan ialah metode inkuiri.

B. Rumusan masalah
Beranjak dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian metode inkuiri ?
2. Apa keunggulan dan kelemahan metode inkuiri?
3. Bagaimana tahapan metode inkuiri?







BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian metode inkuiri
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri ini siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri
Model latihan inkuiri pada mulanya dikembangkan oleh Richard Suchman (1960) dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan kemudian dikembangkan dalam ilmu pengetahuan lainya. Inkuiri merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar didepan kelas. Adapun gambaran pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
Guru menunjukkan sesuatu benda/barang/buku yang masih asing kepada siswa dikelas. Siswa disuruh mengamati, kemudian guru memberikan masalah/pertanyaan kepada semua siswa yang sudah siap dengan jawaban/pendapat. Jawaban/pendapat yang sudah dikemukakan oleh salah seorang siswa tidak boleh diulang oleh siswa lainya. Jadi masalah itu berkembang sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
Dari gambaran diatas, maka siswa akan memperoleh banyak masukan yang dapat memperbanyak pengetahuan siswa. Hal ini dapat terjadi apabila proses interaksi belajar mengajar bila ada arah perubahan dari “teacher centered” kepada “student centered”.
B. Tahap-tahap dalam penerapan metode inkuiri
Adapun tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam upaya menerapkan metode inkuiri adalah sebagai berikut:


1. Menyajikan masalah atau menghadapkan siswa kepada situasi teka-teki
Pada tahap ini guru menyatakan situasi masalah dan menentukan prosedur inkuiri kepada siswa(dapat berbentuk pertanyaan yang hendaknya dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” dan disertai dengan alasan)
2. Pengumpulan dan verifikasi data
Pada tahap ini siswa mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang mereka lihat atau alami.
3. Mengumpulka unsur baru
Pada tahap ini siswa mengajukan unsur kedalam suatu situasi untuk melihat perubahan yang terjadi.
Pada tahap ini peran guru, ialah memperluas proses inkuiri siswa dengan naboleh mengajukan pertanyaan tentang objek, ciri, kondisi dan peristiwa.
4. Merumuskan penjelasan
Pada tahap ini, guru mengajak siswa untuk merumuskan penjelasan mengenai hal-hal yang mereka peroleh selama proses pembelajaran berlangsung.
5. Mengadakan analisis tentang proses inkuiri
Pada tahap ini, siswa diminta untuk menganalisa pola-pola penemuan mereka. Mereka boleh menentukan pertanyaan yang lebih efektif, produktif dan tipe informasi yang mereka butuhkan dan yang tidak mereka peroleh pada saat melakukan pengamatan. Tahap ini penting apabila kita melaksanakan proses inkuiri dan mencoba memperbaikinya secara sistematis.
C. Keunggulan dan kelemahan metode inkuiri
Adapun metode inkuiri ini memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Dapat membentuk “self -consept” pada diri siswa, sehingga siswa siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
5. Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik bagi siswa.
6. Situasi proses belajar jadi lebih hidup dan berkembang.
7. Dapat mengembangkan bakat siwa.
8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
9. Siswa dapat terhindar dari cara belajar yang tradisional.
10. Dapat memberikan waktu yang cukup pada siswa, sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Adapun kelemahan dari metode inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Jalannya pelajaran agak lamban
2. Hanya dapat mencari satu pengertian
3. Kelas yang besar dapat menimbulkan kegaduhan.
Kelemahan Metode Inkuiri menurut Fat Hurrahman (2008) adalah:
1. Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang cukup lama.
2. Metode ini tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan.
3. Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya

D. Peran guru dalam metode inkuiri
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan metode ini, yaitu:
1. Menstimulir dan menantang siswa untuk berfikir.
2. Memberikan fleksibilitas atau kebebasan untuk ber inisiatif dan bertindak.
3. Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya.
4. Mengidentifikasi dan menggunakan waktu mengajar dengan sebaik-baiknya.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode Inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena Metode Inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk penemuan suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru.

B. Saran
Tujuan dari metode pembelajaran inkuiri adalah memperbaiki pendidikan pengajar dan untuk peningkatan peristiwa kegiatan belajar mengajar. Seorang pengajar hendaknya dapat mengembangkan proses inkuiri dengan memusatkan pada masalah-masalah yang perlu dipecahkan oleh peserta didik. Orientasi guru ialah “memandang” peserta didik sebagai individu yang memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Pengajar selalu mengutamakan pertumbuhan dan peningkatan kognitif dan perkembangan kreativitas peserta didik. Mengajar bertujuan mengembangkan bakat-bakat dan membantu peserta didik mengembangkan konsep dirinya.
Sebagi seorang pengajar yang provisional seorang guru haruslah mampu membangkitkan peserta didik untuk dapat berfikir kritis, mandiri dan ilmiah. Sehingga, peserta didik mempu menggali sendiri hal-hal yang belum ia mengeti. Kemudian dia mendapatkan pengalaman empiris dari proses belajarnya. Akhirnya peserta didik akan mampu dan akan lebih terbiasa untuk memecahkan permasalahannya sendiri. Berarti, fungsi guru sebagai fasilitator dalam kelas, telah terlaksana dengan baik.



















DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, M. D. (1984). MODEL-MODEL MENGAJAR. Bandung: DIPONEGORO
N. K. Roestiyah. (1991). STRATEGI BELAJAR MENGAJAR. Jakarta: RINEKA CIPTA
http://blinksastrakumaster1988.blogspot.com/2011/01/strategi-pengajaran-dengan- menggunakan.html
http://www.scribd.com/doc/8772794/METODE-Pembelajaran-IPS

teori kepribadian

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Ada begitu banyak teori yang membahas mengenai kepribadian manusia yang dibahas dalam psikologi kepribadian. Dalam membahas teori tersebut para tokoh dari masing-masing aliran membahas mengenai kepribadian manusia dari sudut pandang yang berbeda.
Dalam psikologi kepribadian terdapat empat aliran yang sering dibahas, yaitu:
1. Aliran psikoanalisis
2. Aliran behaviorisme
3. Aliran humanistik, dan
4. Aliran sifat/trait.
Untuk mengkaji lebih jauh mengenai psikologi kepribadian, berikut akan dibahas mengenai keempat aliran yang telah disebutkan diatas.
B. Rumusan masalah
Beranjak dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Permasalahan apa saja yang dibahas oleh tiap aliran dalam psikologi kepribadian?
2. Siapa tokoh dari masing-masing aliran?












BAB II
PEMBAHASAN

A. Aliran Psikoanalisis
1. Kepribadian dalam teori psikoanalisa
Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud membangun model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain. Konflik dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu. Energi dasar ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah id, ego, dan superego.
1.1. Id
Id(das es) adalah sistem kepribadian yang paling dasar yang didalamnya naluri-naluri bawaan. Aspek ini merupakan sistem original pada manusia yang berhubungan dengan kondisi biologis manusia.
1.2. Ego
Ego(das ich) adalah sistem kepribadian yang mengarahkan individu pada dunia objekdari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego terbentuk pada struktur kepribadian manusia sebagai hasil kontak dengan dunia luar.
1.3. Super ego
Super ego(das ueber ich) merupakan sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif.

2. Fase perkembangan kepribadian
Freud menyatakan bahwa pada manusia terdapat enam fase atau tahapan perkembangan yang kesemua tahapan tersebut menentukan bagi pembentukan kepribadian, dan masing-masing fase berkaitan dengan daerah atau bagian tubuh tertentu yang peka dan bisa mendatangkan kesenangan seksual apabila dikenai rangsangan. Adapun fase pekembangan yangg dimaksudkan Freud ialah:
a. Fase oral berlangsung pada anak usia 0-1 tahun
b. Fase anal barlanngsung pada anak usia 1-3 tahun
c. Fase falik berlangsung pada anak usia 3-5 tahun
d. Fase latent berlangsung pada anak usia 5-12/13 tahun
e. Fase pubertas berlangsung pada anak usia 12/13-20 tahun
f. Fase genital



B. Aliran Behaviorisme
Menurut Skinner, individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu poin yang faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut.
Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku organisme dan berbagai konsekuensi yang diperkuatnya.
Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk mengontrol perilaku. Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pengekangan fisik (psycal restraints)
Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik. Misalnya, beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari menertawakan kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan bentuk lain, seperti berjalan menjauhi seseorang yang tealh menghina ita agar tidak kehilangan kontrol dan menyerang orang tersebut secara fisik.
2. Bantuan fisik (physical aids)Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol perilaku yang tidak dinginkan.
Obat perangsang agar tidak mengatuk saat menempuh perjalanan jauh. Bantuan fisik bisa juga digunakan untuk memudahkan perilaku tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki masalah penglihatan dengan cara memakai kacamata.
3. Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)
Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggunggung jawab. Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen dari hadapannya sehingga dapat mengekang diri sendiri.

4. Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)
Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional dalam diri kita untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik meditasi untuk mengatasi stess.

5. Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses)
Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan perilaku yang membawa hukuman dengan melakukan hal lain. Misalnya, untuk menahan diri agar tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin melakukan tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.

6. Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)
Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku menurut Skinner, adalah positive self-reinforcement. Kita menghadiahi diri sendiri atas perilaku yang patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri karena telah belajar keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik, dengan menonton film yang bagus.

7. Menghukum diri sendiri (self punishment)
Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri karena gagal mencapai tujuan diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri karena gagal melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar kembali dengan giat.

C. Aliran Humanistik
1. Ajaran-ajaran dasar psikologi humanistik

1.1. Individu sebagai keseluruhan yang integral
Maslow menganut prinsip holistik, yaitu sebuah prinsip yang meyakini suatu fenomena atau gejala itu hanya bisa dipelajari jika bersifat menyeluruh dan bersifat integral. Untuk itulah, teori kepribadian humanistik mengemukakan bahwa manusia atau individu itu harus dipelajari dengan dan secara menyeluruh, bukan memisahkannya menjadi beberapa elemen.
Maka dalam teorinya, Maslow menyatakan bahwa motivasi itu mempengaruhi individu secara keseluruhan, bukan hanya bagian-bagian tertentu saja. Semisal ketika kita lapar, yang menyebabkan dorongan (motivasi) itu bukan hanya perut, melainkan diri kita (manusia). Makanan memuaskan kita, bukan perut kita.

1.2. Ketidak relevan penyelidikan dengan hewan
Maslow menegaskan bahwa penyelidikan dengan hewan tidak relevan bagi upaya memahami tingkah laku manusia. Hal ini dikarenakan mengabaikan ciri-ciri yang khas manusia.

1.3. Pembawaan baik manusia
Ajaran lain dari teori ini menyatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah baik. Adapun kejahatan atau keburukan yang ada dalam diri manusia itu disebabkan karena pengaruh lingkungan yang buruk, bukan bawaan

1.4. Potensi kreatif manusia
Kreatifitas merupakan ajaran yang penting dalam teori kepribadian humanistik. Potensi kreatif adalah potensi umum yang pasti dimiliki setiap individu. Maslow yakin bahwa orang yang memiliki kesempatan dan berada dalam lingkungan yang memungkinkan akan dapat mengungkapkan segenap potensinya dengan kreatifitasnya.Untuk menjadi kreatif, tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan khusus. Bagi Maslow, kreatifitas adalah bagaimana seseorang itu mampu mengekspresikan dirinya untuk menjadi apa yang dia inginkan.




2. Teori kebutuhan bertingkat

2.1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
Adalah sekumpulan kebutuhan-kebutuhan dasar yang paling penting untuk segera dipenuhi karena terkait dengan kelangsungan hidup manusia, seperti makanan, udara, air dan yang lain. Jika kebutuhan ini belum terpenuhi, maka individu tidak akan tergerak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang di atasnya.
Kebutuhan fisiologis terutama kebutuhan akn makanan adalah salah satu aspek penting untuk memahami tingkah laku manusia. Efek dari kelaparan atau kekurangan itu sungguh berpengaruh terhadap tingkah laku individu atau manusia, salah satunya ditunjukkan oleh moral yang menurun, seperti mencuri. Dengan demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan ini menjadi pendorong dan berpengaruh kuat terhadap tingkah laku manusia dan manusia akan memenuhinya terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi.

2.2. Kebutuhan akan rasa aman
Menurut Maslow adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kenyamanan dan keteraturan dari keadaan lingkungan sekelilingnya.

2.3. Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki
Adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan interaksi dan ikatan emosional dengan individu yang lain, baik di lingkungan keluarga atau masyarakat. Individu akan mengalami keterasingan, kesepian apabila keluarga, teman atau pasangan hidup meninggalkannya. Ia akan mengalami penderitaan dalam hidupnya. Tapi bagi sebagian orang, dalam kesepiannya, ia bisa memunculkan suatu kreativitas.
Maslow menekankan bahwa kebutuhan ini mencakup keinginan untuk mencintai dan dicintai. Menurut Maslow, kedua hal ini merupakan syarat terciptanya perasaan yang sehat. Tanpa cinta, seseorang akan dikuasai rasa kebencian, tak berharga dan kehampaan.

2.4. Kebutuhan akan rasa harga diri
Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah penghargaan yang berasal dari diri individu, yang mencakup rasa percaya diri, berkompetisi, kemandirian serta kebebasan. Individu ingin yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya. Bagian kedua adalah penghargaan dari orang lain diantaranya prestasi, pujian atau hadiah.
Terpuaskannya kebutuhan ini akan menghasilkan rasa percaya diri, bahwa dirinya berharga serta berguna. Sebaliknya, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka individu akan frustasi, pesimis, merasa dirinya tak berharga. Maslow menyatakan bahwa rasa harga diri yang sehat adalah hasil dari individu yang bersangkutan atau pencapaiannya, bukan berdasar pada keturunan atau pun opini orang lain. Dan Maslow menyebutnya sebagai “bahaya psikologis” jika seseorang hanya mendasarkan dirinya pada opini orang lain.

2.5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan untuk aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang tertinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan-kebutuhan dibawahnya telah terpenuhi. Tanda dari aktualisasi diri menurut Maslow adalah hasrat individu mengungkapkan segala potensi yang dimilikinya untuk menjadi apa yang dia inginkan. Maslow menegaskan bahwa aktualisasi diri bukan hanya berbentuk penciptaan karya-karya atau hasil dari kemampuan-kemampuan khusus.

D. Aliran Trait/Sifat
Menurut Allport Kepribadian manusia adalah asli. Individu lebih merupakan makhluk masa kini daripada makhluk masa lampau. Allport mempelajari individu-individu yang normal dan dengan demikian mengembangkan suatu teori yang hampir seluruhnya mengenai Kepribadian sehat. Allport mengemukakan teori tentang jurang antara kepibadian neurotis dan Kepribadian sehat antara masa dewasa dan masa kanak-kanak. Allport melihat pentingnya peningkatan dan bukan pengurangan tingkat tegangan adalah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan saya sendiri tentang tokoh-tokoh sejarah. Manusia yang hidup dan aktif membutuhkan kehidupan yang beraneka ragam,mereka tidak puas dengan kegiatan yang rutin. Kita semua mengenal orang-orang yang berspekulasi dan memilih kesempatan-kesempatan,yang secara aktif mencari perangsang dan tantangan dalam kehidupan mereka.
Dalam teori Allport antisipasi-antisipasi adalah penting dalam membantu untuk menentukan siapa dan apakah kita ini,dalam membentuk identitas-diri kita. Mereka mengetahui diri mereka dan menerima keterbatasan-keterbatasan mereka dan tidak terpukul oleh keterbatasan itu. Tampak jelas bahwa kalau sehat memiliki suatu gambaran diri dan identitas diri yang kuat,merasakan suatu perasaan harga diri,dapat memberi cinta secara terbuka dan tanpa syarat,merasa aman secara emosional,dan memiliki tujuan-tujuan serta suatu perasaan akan maksud yang memberi arti dan arah kepada kehidupan. Allport dapat memberikan kebenaran-kebenaran kekal didukung oleh pengetahuan kita tentang kehidupan pria-wanita,wanita-wanita historis dan kontemporer,yang telah memperlihatkan sifat-sifat dan atribusi yang dilukiskan dengan begitu semangat.

1. Kepribadian, watak, dan temperament

1.1. Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system Pshycipysis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap sekitar.



1.2. Watak
Watak adalah Character is personality evaluated, and personality is character devaluated (watak adalah kepribadian dinilai, dan kepribadian adalah watak tak dinilai).

1.3. Temperament
Temperamnet adalah kesamaan yang sangat erat dengan hubungannya dengan factor-faktor biologs atau fisologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi didalam perkembangan. Peranan utama disini lebih penting/besar daripada segi-segi kepribadian yang lain.
Bagi Alport kepribadian adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi dari individu, termasuk juga mudah tidaknya kena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatanya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hati : gejala ini tergantung kepada factor konstitusional, dan karenanya terutama berasal dari keturunan. (Allport, 1951,p.54).

2. Sifat

2.1 Sifat adalah system neuropsikis yang digeneralisasikan dan diarahkan, dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, memulai serta membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama.

2.2 Sikap menurut Allport, merupakan hal yang sangat sukar dan sulit untuk di beri definisi, karena sikap bisa di kategorikan sebagai sifat . Namun ada perbedaan diantara kedua hal tersebut, yakni :
• Sikap (attitude) itu berhubungan dengan sesuatu obyek, sedangkan sifat (trait) tidak.
• Sikap biasanya membeikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek yang dihadapi, sedangkan sifat tidak.
2.3. Type
Allport membedakan antara sifat dan type :
Menurut Allport orang dapat memiliki sesuatu sifat tetapi tidak sesuatu type. Type adalah konstruksi ideal si pengamat dan seseorang dapat disesuaikan dengan type itu tetapi dengan konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas individulnya.
Sifat dapat mencerminkan sifat kahs pribadi sedangkan type malah menyembunyikannya. Jadi bagi Allport, type menunjukkan perbedaan-perbedaan perbuatan yang tak begitu sama dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi sebenarnya daripada yang bernar-benar ada.

3. Intensi
Lebih penting dari penyelidikan mengenai masa lampau ialah penyelidikan mengenai intensi atau keinginan individu mengenai masa depannya. Intensi ini lebih dikenal dengan harapan-harapan, keinginan-keinginan, ambisi, cita-cita, rencana-rencana seseorang.

4. Proponioum
Propium itu berkembang dari masa bayi sampai masa adolensi melalui tujuh tingkat “diri”,yaitu:diri jasmaniah,identitas diri,harga diri,perluasan diri,gambaran diri,diri sebagai rasional,dan perjuangan diri.Tujuh propium ini berkembang dari masa bayi sampai masa adolensi.Suatu kegagalan yang hebat pada setiap tingkat melumpuhkan integrasi harmonis dalam propium. Pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat penting dalam perkembangan kepribadian sehat.

4.1. Diri jasmaniah
Kira-kira pada usia 15 bulan,inilah tingkat pertama perkembangan propium. Bayi tidak dapat membedakan antara diri (“saya”) dan dunia sekitarnya.Perasaan diri bukan merupakan bagian dari warisan keturunan kita.

4.2. Identitas diri
Allport berpendapat bahwa segi yang penting dalam identitas diri adalah nama orang.Anak mempelajari namanya,menyadari bahwa perasaan tentan “saya” atau “diri” tetap bertahan dalam menghadapi pengalaman-pengalaman yg berubah-ubah. Nama itu menjdi lambang kehidupan seseorang untuk mengenalkan dirinya terhadap orang lain. Apabila ia menjadi terkenal maka namalah yang terkenal sebelumnya.

4.3. Harga diri
Hal ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil atas usahanya sendiri.Anak ingin belajar membuat benda-benda,menyelidiki dan memuaskan perasaan ingin tahunya tentang lingkungan,memanipulasi dan mengubah lingkungan itu.Inti dari munculnya harga diri ialah kebutuhan anak akan otonomi.

4.4. Perluasan diri (self extension)
Mulai usia sekitar 4 tahun,anak mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta bahwa beberapa di antaranya adalah milik anak tersebut.

4.5. Gambaran diri
Hal ini menunjukkan bagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya.Lewat pujian dan hukuman,anak belajar bahwa orang tuanya ingin agar anaknya bertingkah laku baik sesuai keinginannya.

4.6. Diri sebagai perilaku rasional
Setelah anak mulai sekolah,diri sebagai pelaku rasional mulai timbul.Anak belajar bahwa ia dapat memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan proses-proses yang logis dan rasional.
BAB III
PENUTUP



Diatas telah diuraikan empat macam teori kepribadian yang tiap-tiap teori mengungkapkan pembentukan kepribadian dari sudut yang berbeda-beda.
• Aliran psikoanalisa
Pada aliran ini tokoh nya adalah sigmund freud,freud melihat individu dari sisi negatif nya.baik dari alam bawah sadar (id,ego dan super ego) sesuatu yang timbul dalam dirinya,mimpi dan masa lalu.
• Aliran behaviorisme
Menurut Skiner, individu bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu poin yang faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut.
• Aliran humanistik
Aliran ini memandang setieap orang mempunyai kemampuan untuk menjadi lebihbaik dan memiliki pandangan optimistic dan bisa maju(berkembang)
• Aliran Trait/Sifat
Menurut Allport Kepribadian manusia adalah asli. Individu lebih merupakan makhluk masa kini daripada makhluk masa lampau. Allport mempelajari individu-individu yang normal dan dengan demikian mengembangkan suatu teori yang hampir seluruhnya mengenai Kepribadian sehat. Allport mengemukakan teori tentang jurang antara kepibadian neurotis dan Kepribadian sehat antara masa dewasa dan masa kanak-kanak. Allport melihat pentingnya peningkatan dan bukan pengurangan tingkat tegangan adalah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan saya sendiri tentang tokoh-tokoh sejarah. Manusia yang hidup dan aktif membutuhkan kehidupan yang beraneka ragam,mereka tidak puas dengan kegiatan yang rutin.















DAFTAR PUSTAKA



E.Koeswara. Teori-Teori Kepribadian Psikoanalisis, Behaviorisme, Humanistik.
Bandung: Eresco. 1991
Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/teori-kepribadian-perbedaan-aliran-psikoanalisabehavioristik-dan-humanistik-serta-kritikan-humanistik-terhadap-psikoanalisa-dan-behaviorisme/
http://atpsikologi.blogspot.com/2010/02/teori-teori-kepribadian-ada-empat-teori.html