Kamis, 03 Maret 2011

narkotika

A.PENDAHULUAN
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya.
Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan pelakunya adalah remaja belasan tahun, mereka pasti sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka menggunakannya.
B.PENGERETIAN
1. Narkotika
Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang dapat menyebabkan turunnya kesadaran, menghilangkan atau mengurangi hilang rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang menimbulkan ketergantungna akan zat tersebut secara terus menerus. Contoh narkotika yang terkenal adalah seperti ganja, eroin, kokain, morfin, amfetamin, dan lain-lain.
Pengertian narkotika menurut Undang-undang / UU No. 22 tahun 1997 : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.


2. Penyalahgunaan napza
Penyalahgunaan napza adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis,sehingga menimbulkan gangguankesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
C.FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
1.Faktor interen individu
a.Intelegensi
Sering kita jumpai dalam sidang-sidang konseling bahwa taraf kecerdasan para pemakai obat lebih banyak pada taraf rata-rata dan dibawah rata-rata taraf kecerdasan kelompok sebayanya.Secara logis memang seseorang yang memiliki taraf kecerdasan tinggi dengan sendirinya mampu untuk berfikir kritis dan dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik,serta mampu berfikir lebih jauh kedepan.Berbeda dengan seseorang yang memiliki taraf kecerdasan yang rendah,mereka kurang mampu untuk berfikir lebih jauh kedepan mengenai akibat dari apa yang mereka saat ini,sehingga mereka akan lebih mudah terjerumus kedalam penyalahgunaan narkotika.
b.Usia
Ditinjau dari sudut usia mayoritas pemakai narkotika adalah kaum remaja.Karena usia remaja merupakan masa dimana seorang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan menginginkan pengakuan dari lingkungan tempat ia berada.
c.Perasaan ingin tahu
Rasa ingin tahu merupakan hal yang wajar pada diri manusia. Sehingga luasnya publikasi dan informasi tentang pengaruh penyalahgunaan narkotika bukan tidak mungkin bisa merangsang perasaan ingin tahu seseorang untuk mencoba menggunakan narkotika.
d.Dorongan kenikmatan
Pada dasarnya manusia memiliki dorongan hedonitis atau dorongan untuk mencari kenikmatan yang apabila telah diperoleh akan dilakukanya berulang-ulang. Narkotika,disatu sisi dapat memberikan kenikmatan yang unik dan tersendiri.Perasaan ’’enak’’ yang ditimbulkan oleh efek pengaruh kimiawi dari obat yang pada mulanya diperoleh melalui coba-coba cepat atau lambat akan menimbulkan proses belajar yang kemduian akan dilakukan berulang-ulang.
e.Keinginan untuk memecahkan masalah
Dalamsidang-sidang konsultasi sering ditemukan pula bahwa pemakai mulai menyalahgunakan narkotika untuk memecahkan persoalan-persoalan psikologis dalam dirinya. Dengan memakai obat tersebut, pemakai secara sementara dapat membebaskan dirinya dari persoalan-persoalan yang ia hadapi.
2.Faktor eksteren individu
a. Ketidak harmonisan keluarga
Seperti halnya kenakalan remaja lainya, penyalahgunaan narkotika berhubungan erat dengan ketidak harmonisan keluarga pemakai. Banyak pemakai yang berasal dari keluarga yang tidak utuh, suasana yang diwarnai pertengkaran orang tua yang terus menerus, kurangnya komunikasi dan kasih sayang didalam keluarga. Karena keputusasaan dan kecewa maka pemakai terdorong untuk mencari dunia yang lain dengan menyalahgunakan narkotika.
b. Pekerjaan
Salah satu penyebab seseorang menjadi pemakai ialah mudah tidaknya orang tersebut mendapatkan obat-obatan tersebut. Tidak jarang orang yang bekerja di apotik dan toko obat mejadi pelaku penyalahgunaan narkotika karena mereka lebih mudah untuk mendapatkan obat-obatan tersebut.
c. Tekanan kelompok
Salah satu faktor yang paling sering diduga sebagai sumber penyalahgunaan narkotika ialah lingkungan pergaulan sipemakai. Kemungkinan yang paling masuk akal ialah bahwa kebanyakan pemakai mulai berkenalan dengan narkotika dari teman-teman seppermainanya. Disini kelompok berperan sebagai media awal perkenalan sipemakai dengan narkotika. Selain itu, merupakan hal yang umum apabila kelompok pemakai obat-obatan menekankan kepada setiap anggotanya untuk melakukan hal yang sama, yaitu memakai obat-obatan.

D. DAMPAK PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.
1. Dampak fisik
Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal. Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.
2. Dampak mental
Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan mental ini lebih susah untuk dipulihkan daripada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah ‘sugesti’.
Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan penggunaan narkoba. Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, atau sharing needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu.
3. Dampak emosional
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance). Saat menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Emosi seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli siapapun yang ada di dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Mereka tidak segan-segan memukul istri atau anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri. Karena melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia tidak ingat apa yang telah dilakukannya.
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam dirinya, yaitu kepribadian pecandu. Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan emosional yang tampak jelas dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang, dan jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago berbohong dan mencuri.
Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap emosinya. Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan emosi apapun yang muncul dalam dirinya. Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional.
4. Dampak spiritual
Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya. Orangtua bisa memarahinya, teman-teman mungkin menjauhinya, pacar mungkin memutuskannya, bahkan Tuhan mungkin dianggap tidak ada, tetapi narkoba selalu setia dan selalu dapat memberikan efek yang diinginkannya.
Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan menggantikan posisi Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan narkoba menjadi jauh lebih penting daripada keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan, tertular penyakit bila sharing needle, tertangkap polisi, dll.
Adiksi adalah penyakit yang mempengaruhi semua aspek hidup seorang manusia, dan karenanya harus disadari bahwa pemulihan bagi seorang pecandu tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga harus mencakup ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu dapat dianggap sebagai suatu pemulihan yang sebenarnya.

E. PENYEMBUHAN DAN REHABILITASI
Proses penyembuhan seseorang bukanlah suatu proses sederhana. Seorang penyalahguna obat yang datang pada seorang yang ahli dalam hal penyembuhan tidak dapat begitu saja dikatakan sembuh. Seperti kita ketahui, banyak faktor yang mempengaruhi dalam proses penyembuhanya.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa proses pelepasan seseorang dari ketergantungan obat akan melalui tiga tahap yang berkesinambungan, yaitu meliputi :
1. Tahap penyembuhan
2. Tahap rehabilitasi
3. Tahap aftercare/bimbingan lanjutan
Metode atau pendekatan yang digunakan pada setiap tahap tidaklah sama, bahkan bias menggunakan beberapa metode/pendekatan sekaligus.


1. Tahap penyembuhan
Ini merupakan langkah pertama untuk membantu seseorang melepaskan diri dari ketergantungan obat, terutama yang bersifat fisik. Tahap ini relatif singkat karena tujuan utamanya adalah menghilangkan kebiasaan memakai obat, menghilangkan akibat-akibat yang mempengaruhi fisik, serta menghilangkan gangguan psikologis yang mungkin menyertainya.
Ada beberapa macam pendekatan yang digunakan dalam tahap penyembuhan ini, yaitu :
a. Pendekatan medis
b. Pendekatan keagamaan
c. Pendekatan non-medis
d. Pendekatan psikososial
e. Pendekatan wajib

2. Tahap rehabilitasi
Tujuan tahap ini adalah untuk memudahkan mereka yang telah sembuh untuk memasuki kehidupan masyarakat kembali dengan suatu penyesuaian social yang baik. Penyesuaian sosial ini terbentuk melalui latihan keterampilan dan bimbingan kelompok.
Dengan berdiam dalam suatu panti rehabilitasi sosial, mantan penyalahguna obat dapat mengembalikan rasa percaya dirinya dan sekaligus mendapat bimbingan. Bimbingan juga meliputi bidang kerohanian, penalaran, bakat dan minat serta rekreasi. Lama tahap ini tidak dapat ditentukan.



3. Tahap resosialisasi
Tahap ini sering juga disebut tahap bimbingan lanjutan (after-care) dan justru tahap inilah yang paling kritis. Pada tahap ini mantan pemakai obat sudah tidak tergantung secara fisik, dan secara sosial sudah direhabilitasi, dan sudah kembali ketengah masyarakat untuk hidup sebagaimana layaknya orang biasa. Namun, justru disini akan muncul berbagai dorongan yang memungkinkan seseorang kembali memakai obat.
Biasanya dalam proses ini ada petugas sosial khusus dari lembaga tempat mantan pemakai tersebut direhabilitasi yang bertugas mengikuti perkembangan eks-klien lembaga tersebut.


KESIMPULAN
Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab orang menyalahgunakan narkotika, baik yang berasal dari dalam dirinya maupun pengaruh lingkungan sekitar. Mereka menyalahgunakan narkotika bisa saja karena perasaan ingin tahunya maupun karena ajakan temanya. Apapun alasanya penyalahgunaan narkotika tetap tak dapat dibenarkan.
Penyalahgunaan narkotika dalam jangka panjang dapat berdampak pada aspek fisik, mental, emosional,dan spiritual pemakai itu sendiri. Dan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi, pemakai harus segera disembuhkan.





DAFTAR PUSTAKA
Budianto. 1989. NARKOBA dan PENGARUHNYA. Bandung : GANECA EXACT
Hurlock . E. B. 1980. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Jakarta : ERLANGGA
Irwanto dan Yamin danny I. 1991. KEPRIBADIAN, KELUARGA, DAN NARKOTIKA. Jakarta : ARCAN
http:// pikkrrsman1pajangan.wordpress.com/2010/03/09/napza-makanan-apaan-tu/